Profil Desa Karangsari
Ketahui informasi secara rinci Desa Karangsari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Karangsari, Kecamatan Sapuran, Wonosobo, desa kreatif yang memadukan agraris dan industri. Kenali pilar ekonomi dari pertanian tembakau dan kayu albasia, serta inovasi UMKM keripik singkong yang gurih dan berdaya saing.
-
Ekonomi Tiga Pilar
Perekonomian desa ditopang oleh tiga sektor utama yang saling mendukung: pertanian tembakau sebagai komoditas musiman, hutan rakyat kayu Albasia sebagai investasi jangka panjang, dan industri rumah tangga keripik singkong.
-
Sentra UMKM Keripik Singkong
Dikenal sebagai salah satu pusat produksi keripik singkong di Kecamatan Sapuran, di mana industri rumah tangga ini menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan dan memberdayakan ekonomi lokal.
-
Basis Pertanian Tembakau
Merupakan bagian penting dari lumbung tembakau di wilayah Sapuran, dengan mayoritas petani yang terampil dalam budidaya dan proses pascapanen tembakau berkualitas.
Terletak di kawasan agraris Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Desa Karangsari menampilkan sebuah potret desa yang tidak hanya bertumpu pada hasil bumi mentah, tetapi juga pada kreativitas dan nilai tambah. Di samping menjadi bagian penting dari sabuk tembakau Wonosobo dan penghasil kayu Albasia, Karangsari telah mengukir identitas uniknya sebagai salah satu sentra industri rumah tangga keripik singkong. Harmoni antara pilar agraris yang kokoh dan geliat UMKM yang inovatif ini menjadi fondasi bagi perekonomian desa yang dinamis.
Geografi dan Wilayah Produktif
Desa Karangsari menempati lahan seluas sekitar 2,88 kilometer persegi di ketinggian rata-rata 925 meter di atas permukaan laut. Kondisi geografis ini menempatkannya pada posisi ideal untuk budidaya beragam komoditas, mulai dari tembakau di musim kemarau hingga tanaman palawija di musim penghujan. Lanskap desa merupakan perpaduan antara ladang-ladang pertanian yang terhampar di perbukitan dan rumpun-rumpun pohon Albasia yang menjulang tinggi, mencerminkan dua pilar utama pertaniannya.Secara administratif, pemerintahan Desa Karangsari, yang saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Suwelo, mengoordinasikan 6 dusun, yang terbagi dalam 6 Rukun Warga (RW) dan 24 Rukun Tetangga (RT). Struktur ini menjadi basis bagi pemerintah desa dalam menjalankan program pembangunan yang merata dan partisipatif.
Demografi dan Komunitas Multi-Keterampilan
Berdasarkan data kependudukan per tahun 2024, Desa Karangsari dihuni oleh sekitar 4.200 jiwa. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, namun banyak di antara mereka yang memiliki keterampilan ganda sebagai pengolah hasil pertanian. Komunitas Desa Karangsari ialah cerminan masyarakat yang ulet, di mana para pria umumnya fokus pada pekerjaan di ladang tembakau dan kebun Albasia, sementara para wanita seringkali menjadi motor penggerak industri rumah tangga keripik singkong. Ikatan sosial yang kuat dan semangat kerja sama menjadi modal penting dalam siklus ekonomi desa yang saling terkait ini.
Pilar Agraris: Tembakau dan Investasi Albasia
Fondasi ekonomi Desa Karangsari berakar kuat pada dua komoditas agraris utama. Pertama ialah Tembakau. Seperti desa-desa tetangganya di Kecamatan Sapuran, Karangsari merupakan penghasil tembakau berkualitas. Memasuki bulan September 2025 ini, kesibukan musim panen tembakau baru saja mereda. Aroma khas tembakau rajangan yang dijemur telah menjadi penanda puncak aktivitas ekonomi tahunan, di mana para petani menuai hasil kerja keras mereka selama berbulan-bulan.Pilar agraris kedua merupakan Hutan Rakyat Kayu Albasia (Sengon). Ini ialah bentuk investasi jangka panjang yang populer di kalangan warga. Pohon Albasia yang tumbuh relatif cepat memberikan kepastian ekonomi di masa depan. Hasil penjualan kayu ini umumnya dialokasikan untuk kebutuhan-kebutuhan besar, seperti biaya pendidikan, renovasi rumah, atau menyelenggarakan hajatan, berfungsi sebagai jaring pengaman ekonomi keluarga.
Jantung Inovasi: Geliat UMKM Keripik Singkong
Keunikan sesungguhnya dari Desa Karangsari terletak pada inovasi di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra produksi Keripik Singkong.
